. Mengalir Ajah ...: 07/18/11
Dear God, please hold her when I'm not around, when I'm much too far away
Mohon Ma'af kalo Blog saya ini masih berantakan, maklum...BUJANGAN

Senin, 18 Juli 2011

Stress #7

Amsal 15

FRANS & IRENE Mudika di suatu paroki sangat aktif dlm mengikuti kegiatan-kegiatan paroki, baik rohani maupun kegiatan-kegiatan lainnya. Mereka selalu bekerja sama di dalam menjalankan kegiatan- kegiatan di Mudika,
“tiada Frans tanpa Irene” atau “Ada Irene ada Frans”,demikian ungkapan teman-teman Mudika yang lain. Teman-teman Mudika yang lain sering mengolok-olokan dan menjodohkan mereka berdua, mereka hanya tersenyum saja. Sampai pada suatu hari, sehabis mengikuti Misa Sabtu Sore, mereka mengikut Bible Study , yang diadakan di samping gereja. Sepulang dari Bible Study, hari belum begitu malam,Frans akan mengantarkan Irene pulang kerumah dengan mobilnya. Di dalam mobil,
Frans : “Irene, bagaimana kalau kita makan dulu di Pecenongan?”
Irene : “Terserah kamu saja Frans.”
Setelah makan,
Frans : “Irene, bagaimana kalau kita jalan-jalan dulu? Malam ini kan malam minggu besok hari libur.”
Irene : “Terserah kamulah Frans.”
Mobil melaju dari pecenongan ke arah pantai utara, dimana banyak mobil-mobil lain memarkirkan kendaraannya di tepi pantai, demikian pula Frans memarkir kendaraannya di tepi pantai, mereka tidak turun dari mobil, hanya duduk-duduk saja didalam mobil mendengarkan musik, bercerita dari satu hal ke hal yang lain, hingga akhirnya mereka kehabisan bahan untuk bercerita lagi. Irene & Frans berdiam diri sambil mendengarkan alunan musik. Lalu… tiba-tiba…. Frans meletakkan tangannya di atas paha (maaf diatas pangkuan) Irene, tetapi Irene hanya diam saja, beberapa detik kemudian ‘si tangan’ tsb bergerak beberapa inci (hanya beberapa inci) dan Irene…menggumam “Mmmm… Frans...Fraaannss, Ingatlah pada Amsal 15″.
Setelah mendengarkan perkataan Irene tentang Amsal 15, walaupun tidak tahu atau lupa akan isinya, Frans langsung menarik tangannya, ia merasa disadarkan seketika itu juga.
Frans :”Maafkan saya.”
Irene : “Tak apa”
Mereka pulang. Di rumah, Frans langsung masuk kamar & mengambil kitab suci, membuka Amsal 15, isinya : “teruskanlah, jalanmu sudah benar.”

-----------------------------------------------------------------------------

BAHAYA MEROKOK

Setelah selesai membaca buku tentang bahaya merokok, Udin mengetahui bahwa merokok itu sangat berbahaya. kemudian ia berjanji kepada dirinya sendiri, yang kemudian janjinya itu ditulis di tembok yang berbunyi :
” Setelah membaca buku ini dan mengetahui bahayanya merokok, mulai sekarang gw berjanji, bahwa gw akan BERHENTI MEMBACA!!!”

------------------------------------------------------------------------

Stress #6

Udin dan Pekerja Sex


Udin membawa seorang pekerja seks ke sebuah motel. Sesuai permintaan si pekerja seks, Udin harus membayar Rp 200.000,- sebelum dimulai.

Baru ajah Udin melepaskan pakaiannya dan si perempuan akan membuka baju hijau transparannya, tiba-tiba alarm tanda kebakaran berbunyi.

Si pekerja seks buru-buru lari dengan uang Rp200.000 masih di tangan, sementara Udin berusaha memakai kembali celana dan bajunya, kemudian mengejar perempuan yang diajaknya tadi.

Asap api yang tebal akhirnya memisahkan mereka.


Udin berusaha mencari, tapi tidak menemukannya dan memutuskan untuk keluar. Di pintu Udin berpapasan dgn petugas pemadam kebakaran.

“Pak...Pak ...tadi lihat perempuan cantik pegang duit Rp.200rb pakai baju hijau transparan nggak?”

“Nggak tuh... memangnya kenapa?” jawab petugas pemadam kebakaran.

“Nanti kalau Bapak ketemu cewek yang saya maksud tadi, langsung pakai ajah. Udah aku bayar kok.”

-----------------------------------------------------------------------------
Cita-cita seorang Anak kecil


Seorang ibu bertanya kepada anaknya yang berusia 6 tahun,

“Nak, kamu nanti kalau sudah besar mau jadi apa ?”


Dengan semangatnya sang anak menjawab, “Aku mau jadi polwan bu.”


Dengan tegas ibunya menjawab, “Polwan ?? Gak boleh Nak!”


Si anak merasa heran lalu mengganti jawabannya, “Kalau tidak boleh, aku mau jadi peragawati saja dech bu.”


Kini si ibu semakin marah, “Kamu ini gimana sih, masa mau jadi peragawati. Tidak boleh!”


Si anak mulai merasa takut, lalu menjawab dengan gemetar, “Kenapa semua tidak boleh bu, apa aku cuma boleh jadi ibu rumah tangga saja bu?”


Si ibu sekarang tidak marah lagi. Si Ibu menangis dan memeluk anaknya sambil berkata berkata, “Karena kamu laki-laki, Bambang!!”
--------------------------------------------------------------------------